- Remaja 19 Tahun Pelaku Pembobolan Konter HP Ditangkap Unit Resmob Macan Agung Polres Tulungagung
- Longsor Parah di Geger–Pagerwojo, Kades Desak BPBD Turun Tangan Serius
- Polsek Tulungagung Kota Mendatangi TKP Adanya Pekerja Bangunan Yang Meninggal Akibat Tersengat Arus
- Kapolres Tulungagung Pimpin Sertijab 6 Kapolsek Jajaran dan Kasiwas
- Sambut Hari Jadi ke-74 Humas Polri, Polres Tulungagung Gelar Donor Darah
- Semarak Festival Olahraga Tradisional Dispora Tulungagung : 812 Peserta Ramaikan Lomba Di GOR Lembu
- Kapolres Tulungagung Tebar 5.000 Benih Ikan Tombro Di Sungai Ngrowo
- Korban dan Pelaku Pemerkosaan parah menderita kelainan
- Banjir Jakarta banyak Dicari di Google
- Ghazali: Putaran Kedua Pilkada DKI Ketat
Longsor Parah di Geger–Pagerwojo, Kades Desak BPBD Turun Tangan Serius

Tulungagung, MPU – Bencana tanah longsor yang melanda jalur penghubung Desa Geger, Kecamatan Sendang, menuju wilayah Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, kini memasuki fase kritis. Kerusakan jalan akibat longsoran tanah dan pergeseran tebing semakin parah, membuat aktivitas warga lumpuh dan akses utama antar desa terancam putus total.
Hingga Kamis malam (24/10), belum terlihat langkah nyata dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Tulungagung. Padahal, lokasi longsor berada di jalur vital yang menjadi urat nadi pergerakan ekonomi warga di kaki Gunung Wilis.
Kepala Desa Geger, Jumari, menyampaikan keprihatinan sekaligus desakan keras kepada pemerintah kabupaten agar segera turun tangan menangani kondisi tersebut secara serius dan permanen.
Baca Lainnya :
“Kami sudah lapor sejak awal, tapi belum ada penanganan. Dana desa tidak cukup untuk menutup longsoran sepanjang ini. Kami butuh bantuan alat berat dan langkah permanen, bukan sekadar tambal darurat,” tegas Jumari.
Longsor terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan perbukitan beberapa hari terakhir. Struktur tanah yang labil membuat sebagian badan jalan ambles hingga lebih dari setengah meter. Warga pun terpaksa menutup sebagian jalur untuk menghindari kecelakaan.
Selain menghambat mobilitas warga, longsor juga berdampak pada sektor pertanian. Banyak hasil panen tidak bisa diangkut keluar desa karena akses transportasi terputus. Beberapa warga bahkan memilih bermalam di rumah kerabat di luar desa karena khawatir akan adanya longsor susulan.
Hujan Deras Serasa Hantu bagi Warga Pegunungan
Bagi masyarakat di kaki Gunung Wilis, hujan deras kini menjadi momok menakutkan. Setiap kali awan tebal menggantung dan suara gemuruh terdengar, warga bergegas meninggalkan rumah menuju tempat yang lebih aman.
“Kalau hujan deras datang, kami tidak bisa tidur. Takut tanah dari atas longsor lagi,” ujar Suradi, warga setempat.
Minimnya langkah mitigasi dari instansi terkait membuat warga semakin cemas. Mereka berharap BPBD Tulungagung segera menurunkan tim dan alat berat untuk mengevakuasi material longsor serta memperkuat titik-titik rawan agar akses tidak benar-benar terputus.
“Jangan tunggu korban dulu baru bertindak. Kami hanya ingin jalan ini kembali aman,” tambah Jumari menutup pernyataan.








